Perkembangan zaman menuntut setiap guru untuk mengetahui perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Guru yang tidak “melek” dengan TIK dapat tergilas oleh zaman. Karena, dalam konteks kekinian tidak ada orang yang tidak kenal dengan TIK. Para pelajar pun sangat mengandrungi kehadirannya, terutama yang berbentuk media sosial. Bahkan, dapat dipastikan hampir semua pelajar saat ini memiliki media sosial dalam bentuk, Facebook, Whatsapp, Podcast, Zoom Meeting dan sebagainya. Dalam ungkapan berbeda, jika guru tidak memiliki kemampuan menggunakan TIK, maka sulit baginya untuk mengontrol dan melakukan komunikasi dengan siswa-siswinya di media sosial tersebut. Di sisi lain, guru yang memiliki kemampuan dibidang TIK dapat menyajikan pembelajaran dikelas menjadi lebih memukau, seperti menyajikan slide yang menarik dalam pembelajaran di kelas, menyajikan film-film sesuai dengan pembelajaran di dalam kelas dan sebagainya.
Teknologi merupakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis melalui penerapan ilmu pengetahuan. Sedangkan informasi adalah segala sesuatu yang mempunyai arti dan nilai bagi penerima informasi. Adapun komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih sehingga informasi yang diperoleh bisa di mengerti atau dipahami. Dengan demikian, TIK dapat didefinsikan sebagai kombinasi antara teknologi informatika dengan teknologi-teknologi lain yang terkait, khususnya dengan teknologi informasi guna mempermudah komunikasi.
Setidaknya, terdapat tiga kunci untuk menjadi guru yang “melek” teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pertama, mengetahui perkembangan TIK. Setiap guru yang ingin handal dibidang TIK, perlu terlebih dulu memiliki pengetahuan seputar perkembangan tersebut. Pengetahuan seputar TIK dapat diakses oleh guru-guru melalui berita-berita di media massa, baik berbentuk elektronik maupun cetak. Sebab, hampir setiap hari berita perkembangan TIK dihadirkan dan bahas oleh media massa. Setidaknya, dengan mengetahui perkembangan TIK terlebih dulu, seorang guru memiliki kesadaran akan pentingnya hal tersebut.
Kedua, jangan malu untuk belajar TIK. Setelah mengetahui perkembangan TIK, langkah berikutnya yang perlu dilakukan oleh guru adalah tidak malu untuk belajar TIK. Sikap malu dalam belajar, disadari atau tidak dapat menghambat seseorang untuk mendapatkan pengetahuan yang bersumber dari Tuhan. Seorang guru, meskipun posisinya sebagai guru, diharapkan tidak malu untuk belajar TIK walaupun dengan siswa-siswinya. Justru biasanya, dalam konteks kekinian siswa-siswi jauh lebih mahir dalam bidang TIK daripada gurunya, meskipun tidak seluruhnya. Di sinilah para guru dituntut untuk membuka hati dan pikiran bahwa dalam hidup ini ada pula hal-hal yang masih harus dipelajari meskipun dari muridnya sendiri.
Ketiga, memiliki keinginan meningkatkan kemampuan di bidang TIK. Seorang guru tidak boleh merasa puas terhadap kemampuan dibidang TIK yang telah dimilikinya. Sikap itu hanya akan menghambat guru memiliki keinginan meningkatkan kemampuan dibidang tersebut. Padahal, TIK merupakan ilmu yang setiap waktu selalu berkembang. Artinya, guru yang “miskin” meningkatkan kemampuan TIK, pasti akan tertinggal dengan perkembangan zaman dan kemampuan siswa-siswinya. Dengan demikian, keinginan kuat dalam meningkatkan kemampuan TIK mutlak dimiliki oleh guru agar kemampuannya berkorelasi dengan perkembangan zaman, sekaligus sebanding atau bisa melebihi kemampuan siswa-siswinya.
Di zaman yang semakin canggih ini, kemampuan handal dibidang TIK mutlak perlu dimiliki oleh para guru. Selain dapat mempermudah dalam berkomunikasi dengan siswa-siswinya, kemampuan tersebut mampu mempermudah guru dalam mengakses perkembangan teknologi dan infomasi. Semakin guru handal dalam bidang TIK, semakin mampu menyediakan pembelajaran yang mengasyikkan di dalam kelas.
Leave a Reply