Passion, menurut definisi dalam kamus Merriam Webster adalah, “A strong liking or desire for or devotion to some activity, object, or concept“, atau bisa dijelaskan sebagai “Suatu rasa suka atau kegemaran dalam kadar yang kuat, mengenai suatu kegiatan, obyek, atau konsep”.
Sementara hobby, menurut kamus Merriam Webster pula adalah, “A pursuit outside one’s regular occupation engaged in especially for relaxation” atau “Suatu bentuk pencarian terhadap aspek di luar kegiatan rutin seseorang, khususnya yang melibatkan tercapainya relaksasi”. Di sini kita bisa melihat kesamaan antara passion dan hobby, yakni keduanya bisa menajdi faktor pemicu seseorang dalam bekerja atau berkarier. Perbedaannya terletak pada aspek motivasi awal. Passion yang timbul dari gairah yang menyala-nyala bisa mengarahkan seseorang pada kegiatan produktif.
Lalu apa yang akan terjadi jika kata passion kita sandingkan dengan pekerjaan?
Jika dilihat disekitar kita, banyak sekali contoh orang-orang terkenal yang betul-betul menjiwai rasa suka terhadap pekerjaanya dalam kadar yang sangat kuat dan menghasilkan uang. Kita sebut saja beberapa contoh, seperti mendiang Steve Jobs yang sangat menjiwai bidang elektronik semenjak muda, salah satu maestro tari Indonesia Didik Ninik Thowok yang menjadikan tari sebagai passion dan pekerjaannya, dan Munif Chatib yang menjadikan mengajar dan mendidik sebagai jiwa dan hasratnya.
Tunggu dulu, mengajar? Passion?.
Jika teman-teman pernah mengikuti pelatihan saya “How To Be A Great Teacher”, pada kata kunci yang pertama (motivasi) ada sub-kunci yang menyebutkan, mengajar dengan passion. Diawali dari jiwa yang kuat untuk menjadi seorang pengajar (pendidik), ditambah dengan kesenangan dan kesukaan kita, akan melahirkan kemantapan hati akan sebuah pilihan yang akhirnya menimbulkan passion yang sempurna untuk mengajar.
Tapi, perasaan guru yang passion atau tidak, terlihat sama saja deh!
Tentu tidak!, guru yang mengajar dengan passion menimbulkan aura yang sangat postif di dalam kelas. Mereka terlihat segar, senang, bahagia menjadi seorang guru. Mereka selalu siap akan sebuah kreatifitas, inovasi dan selalu meningkatkan kapasitas dirinya sebagai seorang pengajar. Ada 3 ciri-ciri penting yang dimiliki oleh guru yang megajar dengan passion :
- Enjoy . Seperti yang saya utarakan diatas, guru yang mengajar dengan passion sangat senang melaksanakan tugas tugasnya tanpa merasa beban dan menikmati profesinya sebagai seorang guru seakan-akan dia menikmati hobi yang sedang dia kerjakan.
- Bertumbuh. Ciri yang satu ini pun sudah saya singgung diparagraf sebelumnya, dimana seorang guru yang mempunyai passion dalam mengajar akan selalu terbuka dengan ilmu baru. Mereka selalu bergerak dinamis mengikuti perkembangan teknologi, dan tetap mau mendengarkan siapapun untuk menjadikan dirinya lebih baik. Mereka mempunyai prinsip “mengayuh sepeda” dimana kalau sepeda itu berhenti maka sepeda itupun akan jatuh. Begitu pun dengan mereka yang ingin tetap bertumbuh, jika mereka berhenti bertumbuh, berhenti pula lah kehidupannya.
- Dihargai. Mereka yang enjoy dan selalu ingin bertumbuh sudah pasti mempunyai value yang lebih. Dihargai disini bisa untuk mendefinisikan dihargai secara personal (disegani) dan dihargai secara finansial. Secara otomatis, siswa sangat menghargai mereka yang mempunyai passion dalam mengajar. Siswa menyegani dalam bentuk positif, bukan segan dalam artian “takut”. Guru-guru yang berada di lingkungan sekitarnya pun akan menghormati dan menghargai keberadaannya. Selain kemungkinan mendapatkan penghargaan, mereka juga pasti mempunyai pendapatan “sampingan” lain buah dari kreatifitasnya yang selalu bertumbuh.
Seorang guru yang mengajar dengan passion bukan hanya menganggap siswa-siswanya seperti anaknya sendiri, tapi juga menganggap peserta didiknya sebagai dirinya sendiri yang selalu butuh akan ilmu, inspirator, sosok dan ingin berkembang. Mengajar dengan passion juga menjadikan guru tersebut satu langkah lebih maju untuk menjadikan dirinya seorang “Great Teacher”.
Salam …
Ferdinal Lafendry
Great Teacher Trainer
Leave a Reply