KISAH BASEMENT DAN LAUT NATUNA

Suatu ketika diberikan kesempatan untuk memberikan training di sebuah kampus, bahagia hati ingin berbagi dan tentunya sudah terbayang akan tempat yang mewah, ber AC dan menyenangkan saat memberikan pelatihan nanti, namun ketika baru dimulai saya dibawa oleh panitia kelokasi pelatihan, saya berpikir mungkin ini hanya tempat untuk melewati gedung, tapi disana berkumpul mahasiswa yang sudah menunggu, ternyata pelatihannya adalah di basemaent , begitulah kenyataaanya, ternyata tempat pelatihan tidak sesuai dengan yang diharapkan, terbayang bagaimana gaduh, panas dan lainnya. Namun hati ini tidak boleh kalah dengan keadaaan, harus tetap dilalui. Ketika kondisi seperti ini tidak boleh memperlihatkan kekecewaan, ketika hawa panas, kondisi yang terbuka gaduh, secara terori sulit untuk berhasil, qodarullah training tetap berjalan dan memberikan yang terbaik. Saya mencoba ikhtiar apa yang harus dilakukan dengan kondisi seperti ini, dengan modal yang cukup kira2 apa yang akhirnya datanglah ide  Maju terus, ubah skenario dengan gaya tabligh akbar. Itulah pentingnya niat atau apa motivas kita mengisi training jika diniatkan untuk ibadah maka suasana apapun akan mampu untuk ditaklukan.Luruskan niat karena setiap perbuatan tergantung niatnya.Motivasi dengan beribadah berbeda dengan motivasi yang bukan ibadah. Motivasi yang bukan ibadah hanya ruhani saja.  Sedangkan motivasi beribadah  memiliki nilai ritual ruhani dan ada kepuasan batin sedangkan. Karena keberhasilan dan kepuasan itu sesuatu yang berbeda.kerena itu ketika ada masalah maka dia menjadi tantangan bukan hambatan jika tidak ada niat yang kuat dan belum benar maka ketika ada masalah dia akan menjadi hambatan dan tidak mencari solusi.

Suasana yang panas, kondisi yang tidak nyaman , jika dalam teori otak bahwa suasananya tidak memuaskan otak reptile yaitu otak penjaga, Otak reptile teterkait dengan phisik dan lingklungan sekitar    dimana dengan kondisi seperti ini otak reptile akan memerintahkan  get out from here, namun semua itu tidak boleh kalah dengan keadaan pertama kuatkan niat, apa yang kita lakukan bergantung pada niat. Innamal a,malu binniyat, penyampaian materi ini motivasinya apa?  Nah yang menguatkan adalah motivasi untuk ibadah dan selalu berdoa ya Allah berikan hamba sedikit ilmumu untuk hamba berikan kepada peserta pelatihan semoga berdampak, bermanfaat dan berkah. Jika niatnya hanya menyampaikan materi tentu sudah pulang saja karena tidak sesuai dengan harapan. Namun dalam hati bagaimana caranya agar materi ini dapat disampaikan dengan baik dengan keadaan seperti ini? Terus berpikir agar endingnya sama2 bahagia, oleh karena itu motivasi ibadah sudah pasti berbeda dengan motivasi yang bukan beribadah, motivasi bukan ibadah melaksanakan hanya sebgai ritual saja tanpa ruh, tetrapi dengan motivasi ibadah ada kekuatan ruh dankepuasaan batin karena keberhasilan itu berbeda debgan keouasan. Bila tidak punya motivasi maka tidak punya target.  Dan targetnya semu bila trainering diniatkan dengan ibadah maka tidak akan pernah ada kata letih dan berpikir apa yang bisa lakukan bukan apa yang saya dapatkan.

Slide sudah tidak berpengaruh hanyak kekuatasn do.a dan sedkit kemmpuan olah vocal , body language dikerahkan agar dapat memukau audience . Alhamdulillah diakhir sessi peserta merasakan manfaat dari materi yang disampaikan ini dapat terluhat diakhir sessi mereka tesenyum bahagia.

KISAH ANAMBAS

Pernah suatu ketika saya dikirim ke kepulauan Anambas. Pulau jauh yang berada di antah berantah. Saking jauhnya dipeta pun sulit terlihat di peta Pemberangkatan menuju Bandara dari rumah dimulai jam 3 malam dan sampai di Bandara Halim Perdana Kusuma jam 04 pagi sampai di Bandara halim jam jam 05 , kemuudian melanjutkan shalat shubuh dan berangkat menggunakan pesawat, bukan Garuda, bukan pula Lion Air, atau pesawat-pesawat besar, tetapi berangkat menggunakan pesawat kecil Traviera. Sampai di kepulauan Anambas jam 7 pagi. Sebelum berangkat ke lokasi tujuan, harus minum dua  pil kina terlebih dulu, supaya tidak kena malaria setiba di sana. Karena menurut penuturan warga di sana banyak sekali nyamuk malaria. Sampailah di Bandara Pal Matak, namun sebelum sampai ke dermaga harus melewati hutan dulu dan bertemu dengan  biawak yang besar-besar, sebesar paha. Jika dalam film laskar pelangi harus ketemu dan harus  melewati buaya, maka di kepulauan Anambas melewati biawak. Keduanya sama-sama hewan yang menyeramkan. Ketika bertemu biawak pilihannya hanya dua; jalan minggir-mingir untuk menghindari biawak-biawak tersebut atau membiarkan dan menunggu sampai biawak itu pergi. Pilihan yang diambil adalah menunggu biawak itu pergi sambil memandang biawak yang besar-besar tersebut berjalan.

Perjalan selanjutnya harus menyebrang untuk sampai ke kecamatan Siantan dan disitulah letak pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas. Dalam menyebrang laut saya  hanya menggunakan pompong/sampan, tidak menggunakan speedboot,karena naik speedboot 600.00 sementara budgetnya hanya 60,000,  bagetnya hanya cukup naik  pompong/sampan. Hebatnya, orang-orang disana jika ada orang yang ingin menyebrang terkadang mereka menahan dulu. Ketika mereka menahan menunjukkan jika ombak sedang besar dan angin sedang kencang. Pak nanti dulu ini ombak masih kencang jadi tahan dulu jangan menyebrang sekarang, akhirnya saya menunggu sampai bisa menyeberang.  Kemampuan memprediksi angin kencang ini merupakan kemampuan luar biasa saya merenung dalam hati ini adalah orang yang cerdas naturalis/cerdas alam.

Dalam perjalanan menyebrang laut senang dan senyum namun senyumnya sedikit dipaksakan, karena merasa takut pompongnya yang sangat kecil terbalik,apalagi perjalan menyeberangi laut Natuna tanpa pelampung.  terlebih saat itu angin sedikit kencang, kemudian muncullah pikiran-pikiran aneh dalam diri penulis “jika meninggal di tengah laut ini maka isteri menjadi janda dan anak menjadi yatim”. Tetapi mengapa tetap saja berangkat? Meskipun taruhannya adalah nyawa ? Karena melakukannya dengan passion,cinta, dan dari hati. Bahkan menggangap bahwa ini bukan bekerja akan tetapi menjalankan hobby, kalau hanya mencari uang di Jabotabek pun ada bahkan lebih besar. Jika sudah passion pasti enjoy dan happy. Pekerjaaan ini adalah panggilan jiwa, disanalah saya menikmati perjalanan berikrar untuk menjadi trainer guru dengan indikator rela berkorban melakukan pekerjaaaan tersebut meskipun taruhannya adalah nyawa, jika orang memberi uang 1 milyar lalu diminta untuk berganti profesi pasti akan saya  tolak. Sekiranya dalam perjalanan tersebut  meninggal, maka itu merupakan jihad fisabilillah, karena berangkat ingin memberikan ilmu kepada guru-guru di daerah tersebut. Ketika sampai diseberang kecamatan siantan penulis disambut oleh banyak guru dan ini merupakan kebahagian yang tidak bisa diukur dengan uang sebesar apapun, bahagia ketika bisa menginspirasi dan berbagi dengan para guru dipelosok negeri ini. Inilah yang dikatakan bekerja dengan passion; ada uangnya berangkat, tidak ada uangpun tetap berangkat, maka ada istilah bayarannya dengan Epos (Energi Positif), bisa berupa 2 M (Makasih Mas), 4 M (Makasih Mas Maaf Merepotkan), 7 M (Makasih Mas Maaf Merepotkan Moga-Moga Manfaat).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>